a. Faktor yang Tidak Dapat Diubah
Faktor risiko yang termasuk dalam faktor ini adalah jenis kelamin, usia (di atas 40 tahun), dan riwayat keluarga dengan riwayat penyakit jantung koroner. Berikut penjelasan dari ketiga faktor risiko tersebut.
1. Jenis Kelamin
Pria lebih berpotensi terkena serangan jantung dibandingkan dengan wanita. Walaupun begitu, bukan berarti wanita terbebas sepenuhnya dari risiko penyakit jantung koroner. Pada usia muda, memang lebih sedikit wanita yang terkena penyakit jantung koroner. Namun, pada wanita usia 65 tahun lebih atau wanita usia menopause, besarnya risiko terserang penyakit ini sama dengan pria. Risiko lebih tinggi akan dialami pu la oleh wanita berusia di atas 35 tahun yang mem il ik i kebiasaan merokok.
2. Usia
Jika usia sudah di atas 40 tahun, semua faktor risiko akan semakin meningkat.
3. Keturunan
Keturunan atau genetik tidak bisa diabaikan sebagai faktor risiko terkena penyakit jantung koroner. Dengan mengetahui riwayat keluarga yang lebih berisiko terkena jantung koroner akan menolong penderita lebih waspada dalam mengantisipasi terjadinya serangan.
b. Faktor yang Dapat Diubah
Faktor risiko yang dapat diubah atau dikendali jantung enam kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang hanya memiliki satu faktor risiko. Faktor risiko penyakit jantung sangat berkaitan dengan diet. Bagaimana pun pengaturan gizi sangat berperan dalam menekan beberapa faktor risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan, sehingga memberi kontribusi dalam pencegahan dan pengobatan penyakit jantung koroner.kan, artinya kita dapat melakukan tindakan untukmencegah terjadinya penyakit jantung koroner. Berikut faktor risiko yang dapat diubah untuk mencegah terkena penyakit jantung koroner.
1. Kelebihan Berat Badan (Obesitas)
Kegemukan menyebabkan beban jantung semakin berat. Selain itu, timbunan lemak dalam otot jantung dapat mengganggu efisiensi gerakan jantung.
2. Hipertensi
Hipertensi merupakan faktor utama terkena penyakit jantung koroner. Hipertensi dapat merusak bagian dalam pembuluh arteri, sehingga kemungkinan dapat menyebabkan pembekuan darah. Jika hal ini terjadi pada jantung, maka akan menyebabkan serangan jantung.
3. Diabetes Melitus
Penyak it in i meniiliki peran besar sebagai pemicu terjadinya penyakit jantung dan stroke. Diabetes tipe 2 umumnya dihubungkan dengan obesitas dan dapat dicegah dengan menjaga berat badan ideal melalui olahraga dan gizi yang seimbang. Adanya penyakit diabetes juga mem icu risiko terjadinya penyempitan pernbuluh darah dan arterioskIerosis.
4. Kadar Lemak Darah (Kolesterol)
Tinggi Peningkatan kadar kolesterol dalam darah berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit jantung koroner. Risiko terjadinya arteriosklerosis dan serangan jantung juga dipengaruhi oleh kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat. Jika kolesterol yang tersedia lebih banyak dari yang dibutuhkan, LDL akan beredar dalam aliran darah dan akhirnya akan berakum u Iasi di dinding arteri. Akibatnya, akan terbentuk semacam plak yang menyebabkan dinding arteri menjadi kaku dan rongga pembuluh darah menyempit.
5. Merokok Zat nikotin yang terkandung dalam rokok menyebabkan elastisitas pembuluh darah berkurang, sehingga meningkatkan pengerasan pembuluh darah arteri dan faktor pembekuan darah. Keadaan seperti ini dapat memicu penyakit jantung dan stroke. Perokok berisiko terkena stroke dan jantung koroner dua kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
6. Kurangnya Aktivitas Fisik
Jika tubuh kurang bergerak maka timbunan lemak lebih cepat terkumpul karena tidak terjadi pembakaran berkala dari energi yang masuk ke dalam tubuh. Karena itu, risiko terjadi obesitas semakin tinggi. Otot jantung juga tidak dapat bergerak dengan balk. Hal ini akan memperberat risiko terjadinya penyakit jantung koroner.
7. Stress
Stres yang terus-menerus akan memacu kerja jantung dan merangsang pembentukan adrenalin yang berpengaruh buruk pada kesehatan pembuluh jantung. Tingkat stres yang tinggi sangat membahayakan kesehatan. Menurut penelitian ahli kesehatan klinis, stress dapat memicu semburan adrenalin dan zat katekolamin yang tinggi. Akibatnya dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah jantung dan meningkatkan denyut jantung sehingga mengganggu suplai darah ke jantung.
Kepribadian seseorang juga ternyata bisa menjadi pemicu timbulnya stress. Seseorang yang selalu ingin menang pada setiap kompetisi atau persaingan, sangat agresif, lekas marah, dan bermusuhan, lebih mudah terkena stress. Akibatnya, orang tersebut juga berisiko terserang penyakit jantung koroner.
Orang yang memiliki tiga dari beberapa faktor risiko di atas memiliki peluang terserang penyakit jantung enam kali lebih besar dibandingkan dengan orang yang hanya memiliki satu faktor risiko. Faktor risiko penyakit jantung sangat berkaitan dengan diet. Bagaimana pun pengaturan gizi sangat berperan dalam menekan beberapa faktor risiko yang dapat dikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan, sehingga memberi kontribusi dalam pencegahan dan pengobatan penyakit jantung koroner.
Pustaka
Solusi Sehat Mengatasi Penyakit Jantung Koroner Oleh Redaksi AgroMedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar